Senin, 23 Januari 2012
kesan dan pesan pak dekan untuk mahasiswa fkip semester VII tahun ajaran 2011-2012
maaf mungkin suarax agak kecil soalnya waktu kita wawancarai pak dekan di ruangannya di luar pada berisik....
Sabtu, 21 Januari 2012
Kamis, 29 Desember 2011
kata-kata bijak tentang pendidikan
Pendidikan bukan persiapan untuk hidup
Pendidikan adalah hidup itu sendiri
(John Dewey)
Tujuan pendidikan adalah mempersiapkan generasi muda
Untuk mendidik diri mereka sendiri seumur hidup mereka.
(Robert Maynard Hutchins)
Pendidikan bukanlah sesuatu yang diperoleh seseorang,
Tapi pendidikan adalah sebuah proses seumur hidup
(Gloria Steinem)
Yang hebat didunia ini bukanlah tempat dimana kita berada
Melainkan arah yang kita tuju
(Oliver Wendell Holmes)
Arah yang diberikan pendidikan
Untuk mengawali hidup seseorang akan menentukan masa depannya
(Plato)
Murid yang dipersenjatai dengan informasi
Akan selalu memenangkan pertempuran
(Meladee McCarty)
Seorang Guru
Menggandeng tangan, Membuka pikiran
Menyentuh hati, Membentuk masa depan
Seorang Guru berpengaruh selamanya
Dia tidak pernah tahu kapan pengaruhnya berakhir
(Henry Adam)
Kebajikan atau pengetahuan saja takkan cukup sebagai modal menjadi Guru
Anugrah mengajar adalah bakat yang khas dan melibatkan kebutuhan
Serta hasrat dalam diri sang Guru sendiri.
(John Jay Chapman)
Salah satu tanda seorang pendidik yang hebat
Adalah kemampuan memimpin murid-murid
Menjelajahi tempat-tempat baru
Yang bahkan belum pernah didatangi sang pendidik
(Thomas Groome)
Mengajar berarti belajar lagi
(Oliver Wendell Holmes)
Guru biasa memberitahukan
Guru baik menjelaskan
Guru ulung memeragakan
Guru hebat mengilhami
(William Arthur Ward)
Aku menyentuh masa depan. Aku mengajar
(Christa McAuliffe)
Kita tidak selalu bisa membangun masa depan bagi generasi muda
Tapi kita bisa membangun generasi muda untuk masa depan.
( Franklin D Roosevelt)
Kita tidak bisa mengajari orang apapun
Kita hanya bisa membantu mereka menemukannya di dalam diri mereka
(Galileo Galilei)
Jika kau memberi tahu mereka
Mereka hanya akan melihat gerakan bibirmu
Jika kau menunjukan kepada mereka
Mereka akan tergoda untuk melakukannya sendiri
(Maria Montessori)
Yang penting bukan bagaimana caramu hidup
Tapi hidup siapa yang kamu ubah dengan hidupmu
Seorang majikan bisa memberitahumu apa yang ia harapkan darimu
Tapi seorang Guru membangkitkan pengharapanmu sendiri
(Patricia Neal)
Seni mengajar dalah seni membantu penemuan
(Mark Van Doren)
Aku bukan seorang Guru tapi seorang pembangkit
(Robert Frost)
Tujuan mengajar adalah untuk membuat anak bisa maju tanpa Gurunya
(Elbert Hubbard)
Jangan pernah meragukan keberhasilan
Sekelompok kecil orang yang bertekad mengubah dunia
Karena hanya kelompok seperti itulah yang pernah berhasil melakukannya
(Margaret Mead)
Setiap orang berbakat di bidang tertentu
Kita hanya harus menemukan apa bakatnya
(Evelyn Blose Holman)
Aku bukan seoarang Guru hanya sesama musafir yang kau tanyai arah
Aku menujuk ke arah depan—kedepan diriku sendiri dan ke depan dirimu
(George Bernard Shaw)
Apa yang ingin dipelajari murid
Sama pentingnya dengan apa yang ingin diajarkan Guru
(Lois E.LeBar)
Bertindaklah seolah apa yang kau lakukan membuat perbedaan
Karena kenyataannya memang begitu
Ajari murid-murid menggunakan bakat apapun yang mereka miliki.
Hutan akan sunyi jika yang berkicau
Hanyalah burung-burung yang paling merdu kicaunya
Kita cemas akan jadi apa anak kita nantinya
Namun kita lupa bahwa ia sudah jadi seseorang sekarang
(Stacia Tusher)
Mengajar bukan profesi. Mengajar adalah kegemaran
Aku telah mencapai sebuah kesimpulan yang menakutkan bahwa aku
adalah unsur penentu di dalam kelas.
Pendekatan pribadikulah yang menciptakan iklimnya
Suasana hatikulah yang membuat cuacanya.
Sebagai seorang Guru, aku memiliki kekuatan yang sangat besar
untuk membuat hidup seseorang menderita atau gembira.
Aku bisa menjadi alat penyiksa atau pemberi ilham,
bisa bercanda atau mempermalukan,
melukai atau menyembuhkan.
Dalam semua situasi, reaksikulah yang menentukan
apakah sebuah krisis akan memuncak atau mereda
dan apakah seseorang akan diperlakukan sebagai manusia atau direndahkan.
( Haim Ginott)
Anak-anak di dalam kelas kita mutlak lebih penting
daripada pelajaran yang kita ajarkan kepada mereka
(Meladee McCArty)
Aku seorang Guru
Guru adalah seorang pemimpin
Tidak ada keajaiban dalam pekerjaanku
Aku tidak berjalan di atas air
Aku tidak membelah lautan
Aku hanya mencintai anak-anak
(Marva Collins)
Kau bisa membayar orang untuk mengajar
tapi kau tak bisa membayar mereka untuk peduli
(Marva Collins)
Salah satu hal yang bisa dilakukan seorang Guru
adalah mengirim pulang seorang murid di siang hari
dalam keadaan menyukai diri mereka
sedikit lebih daripada ketika ia datang di pagi hari
(Ernest Melby)
Anak-anak adalah sumber alam kita yang paling berharga
(Herbert Hoover)
Setiap murid bisa belajar,
hanya saja tidak pada hari yang sama atau dengan cara yang sama
(George Evans)
Jika kau harus berteriak, lakukanlah untuk membangkitkan semangat seseorang
Rahasia pendidikan adalah menghormati sang murid
(Ralph Waldo Emerson)
Mengajari anak-anak berhitung memang bagus, tapi yang terbaik adalah mengajari mereka apa yang perlu diperhitungkan
(Bob Talbert)
Kamis, 14 Juli 2011
MANUSIA
Kita mahfum bahwa manusia adalah mahluk sosial yang tak dapat hidup seorang diri. Ia selalu butuh bergaul, menjalin hubungan bahkan mengikatkan dirinya dengan manusia lain. Manusia membutuhkan teman. Manusia butuh untuk mengenal dan dikenal oleh orang lain.
Manusia tak bisa hidup seorang diri seumur hidupnya. Sudah menjadi kodratnya, sejak lahir hingga wafatnya manusia memerlukan orang lain. Seorang pakar membagi tingkat-tingkat hubungan manusia menjadi tiga fase. Pertama, manusia tergantung pada orang lain. Pada fase ini ia belum banyak tahu tentang berbagai hal sehingga selalu memerlukan pertolongan orang lain.
Ini merupakan kesadaran tingkat awal diri seseorang dalam memahami hubungannya dengan orang lain. Fase berikutnya, manusia merasa tidak lagi tergantung pada orang lain. Ia menyebutnya sebagai kemandirian. Ia merasa mampu mengatasi semua persoalan sebagai akibat bertambahnya kepercayaan diri dan wawasannya. Namun fase ini bukanlah bentuk fase akhir.
Pada fase ketiga, fase kesalingtergantungan, manusia menyadari bahwa hubungan antar manusia adalah hubungan yang saling membutuhkan satu sama lain. Ini adalah fase ideal dan alami yang dapat diterapkan dalam hubungan kita dengan orang lain. Hubungan antar manusia terjalin karena adanya kesalingtergantungan.
- Pertanyaan #1–Apakah anda merasakan kebutuhan anda untuk bermasyarakat? Berteman? Atau setidaknya berkenalan dengan orang-orang yang ada di sekitar anda? Mengapa? Apakah karena anda memerlukan mereka? Atau mereka yang memerlukan anda? Apa makna “memerlukan” itu bagi anda?
Kemampuan kita untuk berkenalan,bergaul, berteman, membina persahabatan kita asah sejak dini. Beberapa orang mempunyai kepribadian tertentu yang menyebabkan ia begitu mudah mendapatkan teman, sedang bagi beberapa orang lain tampak sulit. Sebenarnya para pakar percaya bahwa bergaul adalah sebuah ketrampilan yang bisa dipelajari.
Meski kita tak perlu mengubah seluruh sendi-sendi kepribadian, namun kita bias pelajari bagaimana kita bisa membuka hubungan. Bagaimana pun sebuah kepribadian yang khas merupakan kekuatan kita dalam berinteraksi dengan orang lain.
Hubungan terkuak ketika kita menemukan persamaan di antara kita, baik persamaan tujuan, minat, tempat, dan lain sebagainya. Beberapa hubungan terjadi karena suatu kesengajaan. Dan, lebih banyak hubungan terjalin karena terjadi begitu saja.
Lebih banyak persinggungan kita dengan orang lain terjadi tanpa tanpa harus bisa kita pahami mengapa. Oleh karena itu kemampuan bergaul yang baik bukan sekedar ketrampilan yang bisa dipelajari begitu saja, melainkan juga sebuah penanaman nilai-nilai dalam diri yang menunjang keterbukaan kita untuk bisa berhubungan dengan orang lain tanpa menimbulkan masalah. Bergaul adalah tentang kesadaran akan keterkaitan diri kita dengan orang lain dan lingkungan.
- Pertanyaan #2–Atas dasar apakah anda bersedia berkenalan dan menjalin hubungan dengan orang lain?
Hal ini tentu tidak salah. Namun, perlu disadari bahwa ketika kita membuka sebuah pintu hubungan, pintu itu akan senantiasa terbuka. Tak mungkin kita menghapus hubungan.
Ia akan senantiasa ada di sana, dalam bentuk apa pun. Hubungan yang kita jalin hari ini, sadar atau tidak, masih akan memberikan “sesuatu” bagi kita hingga bertahun-tahun ke depan, bahkan ketika kita sudah wafat sekali pun.
Pemahaman ini menuntun kita untuk menyadari bahwa tak ada satu hal yang lebih berharga dalam sebuah hubungan selain menjalinnya dengan kebaikan. Prinsipnya sederhana saja, siapa yang menabur angin akan menuai badai. Bila kita menjalin hubungan dengan baik, maka kebaikan pula yang akan kita tuai.
- Pertanyaan #3–Apakah anda “mengenal” teman-teman dan orang-orang yang ada disekitar anda? Apakah anda menemukan “anda” pada orang-orang di sekitar anda? Apakah anda percaya bahwa mereka menjadi cermin bagi diri anda?
- Pertanyaan #4–Apakah anda mampu berbaik hati pada orang-orang yang anda kenal? Tak menaruh prasangka dan kepentingan-kepentingan pribadi selain hubungan itu sendiri?
Tak jarang kita tergerak untuk mengucapkan, “saya adalah … “, “saya pernah …”, dan seterusnya. Tanpa disadari sebenarnya ini adalah sebuah bentuk halus dari kecenderungan ego yang bisa menyebabkan gagalnya sebuah hubungan terbina dengan baik. Pada awalnya, suatu hubungan terbentuk karena adanya kepentingan, namun menjalin hubungan bukan untuk kepentingan diri sendiri.
Pertanyaan #5–Menurut anda, apakah makna kenalan, teman, sahabat? Apakah anda memiliki banyak sahabat?
Hidup ini terasa kaya bila kita dikelilingi oleh orang-orang yang baik pada kita. Kenalan, teman, sahabat, kerabat, saudara, siapa pun yang ada di sekitar kita adalah kekayaan yang tiada terkira. Sebaliknya kita pun dapat menjadi kekayaan bagi orang lain dengan bersikap baik pada mereka. Menjalin hubungan semestinya adalah untuk saling memperkaya, memperkuat, satu sama lain.
KEGIATAN ALTERNATIF
Anda perlu mengenal orang-orang yang ada di sekitar anda. Kegiatan ini bertujuan untuk mengajak anda mengenal dan menilai seberapa jauh pemahaman anda akan orang lain. Di sudut yang lain, juga untuk mengajak anda menyadari apa yang ada di balik setiap hubungan yang anda jalin selama ini.
1–Tuliskan nama, baik nama maupun julukan, dari teman-teman anda semasa sekolah (SMA) dahulu. Apakah di saat anda menuliskannya anda mampu mengingat wajah, perilaku, atau hal-hal lain yang menarik dari mereka? Hitung berapa banyak nama yang mampu anda ingat dan anda tulis. Apakah anda merasa mempunyai teman-teman yang baik?
2–Kini tuliskan status dari teman-teman anda tadi. Misal, pendidikan, perkawinan, alamat tempat tinggal dan kerja mereka. Apakah anda hingga kini masih terhubungkan dengan teman-teman anda? Bila ya, mengapa? Apa yang merekatkan hubungan anda dengan mereka? Apakah karena usaha? Atau sekedar pertemanan itu sendiri?
3–Tuliskan nama, dan keterangan lain tentang teman-teman sekerja anda sekarang. Semestinya anda mampu mengingat wajah, perilaku, dan kekhasan mereka lainnya.
Anggap saja anda adalah seorang manajer personalia yang diminta untuk memberikan referensi bagi teman-teman anda tersebut yang sedang mencari pekerjaan. Berilah rekomendasi berdasarkan penilaian anda. Temukan apakah anda mampu mengenal mereka dengan cukup baik?
4–Kini coba anda pelajari dan pahami, seandainya teman-teman anda bertindak sebagai seorang manajer personalia yang anda minta rekomendasi atau referensinya untuk anda yang sedang mencari pekerjaan.
Tuliskan, apakah teman anda tersebut mengenal anda dan bersedia memberikan rekomendasi sesuai yang anda maksud? Apakah anda merasa cukup dikenal oleh orang lain? Apa kesan mereka terhadap anda yang telah bergaul sekian lama?
5–Amati orang-orang yang ada di sekitar anda. Apakah ketika bertatapan mata dengan anda mereka menunjukkan penerimaan pada tatapan anda? Apakah anda cukup hangat? Dingin? Atau anda tidak tahu bagaimana sebenarnya anda sendiri.
Kita selalu berhubungan dengan orang lain. Kita mampu berhubungan dengan baik saat masing-masing orang mengenal persamaan-persamaan. Itulah mengapa “kenal” berarti tahu dan dekat. Bahkan ketika kita tahu tentang perbedaan pun, itu tak berarti menutup sebuah hubungan.
Senin, 27 Juni 2011
KOTA LUWUK
Luwuk adalah ibukota Kabupaten Banggai. Sulawesi Tengah yang berjarak ± 607 km dari kota Palu yang dapat ditempuh selama ± 14jam dari Palu. Kota Luwuk mempunyai moto "Luwuk Berair" dengan arti kota yang "Bersih - Aman - Indah dan Rapi". kota luwuk di domisili dengan semua suku yang ada di indonesia, jadi untuk pergaulan bisa lebih cepat beradaptasi. Sedikit dataran rendah yang terdapat di bibir pantai menjadi sentral kota, pemerintahan dan pemukiman penduduk. Sedangkan tak jauh di belakang kota adalah dataran tinggi / pegunungan yang hijau dan subur. Kondisi geografis ini membuat kota Luwuk tampak unik, memanjang menyusuri pantai.
Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Kecamatan
fasilitas
inilah gambar-gambar kota luwuk
LOGO KABUPATEN BANGGAI
TELUK LALONG (tempat hiburan pada malam hari untuk bersantai)
KANTOR BUPATI
Geografi kota Luwuk
Wilayah Kabupaten Banggai terletak pada titik koordinat 0º30’ - 2º20’ LS serta 122º23’ - 124º20’ BT.
- Sebelah utara berbatasan dengan Teluk Tomini
- Sebelah timur berbatasan dengan Laut Maluku
- Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Banggai Kepulauan
- Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tojo Una-una dan Kabupaten Morowali
Luas wilayah daratan Kabupaten Banggai 9.672,70 Km² atau sekitar 14,22 % dari luas Propinsi Sulawesi Tengah dengan luas laut 20.309,68 Km² dan memiliki garis pantai sepanjang 613,25 Km.
Kabupaten Banggai dengan ibukota Luwuk secara administratif pada tahun 2007, terdiri dari 13 kecamatan, 257 desa/kelurahan. Dari 257 desa/kelurahan tersebut 136 desa/kelurahan atau sekitar 52,92 persen terletak atau sebagian wilayahnya berbatasan langsung dengan pantai. Wilayah Kabupaten Banggai sebagian besar terdiri dari pegunungan dan perbukitan. Sedangkan dataran rendah yang ada umumnya terletak di sepanjang pesisir pantai.
Kecamatan | Luas Wilayah | Jumlah Desa/Kelurahan |
(1) | (2) | (3) |
01. Toili | 982,95 | 26 |
02. Toili Barat | 993,67 | 16 |
03. Batui | 1.390,33 | 19 |
04. Bunta | 822,69 | 25 |
05. Nuhon | 1.107,00 | 17 |
06. Kintom | 518,72 | 14 |
07. Luwuk | 518,4 | 21 |
08. Luwuk Timur | 216,3 | 9 |
09. Pagimana | 1.095,78 | 38 |
10. Bualemo | 862 | 16 |
11. Lamala | 446,66 | 18 |
12. Masama | 231,64 | 11 |
13. Balantak | 486,56 | 27 |
Jumlah | 9.672,70 | 257 |
Topografi
Keadaan kemiringan tanah Kabupaten Banggai dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
- Kemiringan 0 - 2 % sekitar 12,52 % dari luas wilayah. Kondisi tanah seperti ini sangat pontesial dimanfaatkan untuk kegiatan usaha pemukiman.
- Kemiringan 2 - 15 % sekitar 13,47 % dari luas wilayah. Potensi dimanfaatkan untuk berbagai jenis usaha, namun diperlukan usaha konservasi tanah dan air.
- Kemiringan 15 - 40 % sekitar 37,26 % dari luas wilayah. Penggunaan tanah kemiringan ini cukup rawan dan tidak layak untuk budidaya tanaman kondisi pertanian sebaliknya tanaman yang dipilih sekaligus berfungsi konservasi.
- Kemiringan di atas 40 % sekitar 36,75 % dari luas wilayah. Sangat potensial terkena erosi, hanya layak dimanfaatkan untuk kawasan hutan lindung.
Geologi
Jenis Batuan di Kabupaten Banggai terdiri atas batuan kompleks ofiolit berumur mesozoikum, batuan sedimen berumur tersier, batuan terumbu koral terangkat, dan endapan aluvial muda.
Jenis tanah didominasi oleh jenis litolit (32,25 %) dan podsolik (35,03 %).
Hidrologi
Kabupaten Banggai merupakan daerah yang kaya akan sumber daya air, terdapat 9 sungai besar dan anak sungainya melalui hampir seluruh wilayah. Sembilan sungai besar dan panjang sungainya yaitu Sungai Balingara (142,50 Km), Sungai Bunta (121, 50 Km), Sungai Lobu (107,25 Km), Sungai Mentawa (142,50 Km), Sungai Minahaki (392,50 Km), sungai Sinorang (142,00 Km), Sungai Kalumbangan (55,25 Km), dan Sungai Kintom (21,50 Km).
Kabupaten Banggai menjadi salah satu dari 25 kabupaten yang menerima penghargaan Parasamya Purnakarya Nugraha dari Pemerintah Indonesia 27 tahun lalu. Saat itu Kabupaten Banggai dianggap berprestasi karena mampu menyumbang 50 persen Iuran Pembangunan Daerah (Ipeda) bagi Provinsi Sulawesi Tengah.Iini. Kebanggaan masyarakat di daerah yang hanya berkepadatan penduduk 28 jiwa tiap kilometer perseginya ini bertambah karena kabupaten Banggai mampu menjadi penghasil beras nomor dua setelah Kabupaten Donggala di Sulawesi Tengah.
Monsu'ani Tano ternyata menjadi cara yang ampuh dalam memotivasi masyarakat Banggai untuk membangun daerahnya sendiri. Gemar menanam, makna dari istilah tersebut, telah menjadi gerakan yang mendapat tempat di hati masyarakat Banggai. Buktinya, dalam lima tahun ke belakang, pertanian telah menjadi pemasok terbesar kegiatan ekonomi daerah ini. Tahun 2000 misalnya, 54,4 persen (Rp 465,4 milyar) kegiatan ekonomi berasal dari sektor pertanian. Dan produksi beras menjadi primadona.
Dengan produktivitas rata-rata 3,0 ton per hektar, Kabupaten Banggai menghasilkan padi sebanyak 69.693 ton tahun 2000. Dibandingkan tahun sebelumnya, angka ini menurun drastis hingga 29 persen. Sementara untuk tahun 2001, kabupaten ini juga mengalami kesulitan untuk mempertahankan produksi. Bulan Juli 2001 terjadi banjir akibat gelombang tsunami yang merendam dan merusak 43,5 hektar sawah di Kecamatan Batui. Banjir ini juga melanda Kecamatan Toili yang selama ini menjadi sentra penghasil beras Kabupaten Banggai.
Di samping tanaman bahan pangan, hasil perkebunan rakyat seperti kelapa, kakao, dan jambu mete misalnya, turut memberikan andil yang berarti bagi roda perekonomian Banggai. Di antara delapan kecamatan yang ada, Kecamatan Bunta menjadi sentra tanaman kelapa dan kakao. Sementara itu, jambu mete dan sebagian kakao dihasilkan oleh Kecamatan Batui. Sumbangan kelapa sendiri tidak kecil. Nilainya mencapai 9,1 juta dollar AS melalui ekspor 13.222 ton minyak kelapa. Ini belum termasuk ekspor bungkil kopra sebanyak 5.700 ton dan kopra 700 ton.
Hasil hutan pun tak kalah perannya bagi pertumbuhan ekonomi Banggai. Setidaknya berdasarkan angka hingga Agustus 2001 dari Iuran Hasil Hutan (IHH) diperoleh Rp 1,5 milyar dan dari Dana Reboisasi 453.915 dollar AS. Pemasukan itu berasal dari hasil kayu rimba logs dan selebihnya dari rotan, damar, kulit japari dan kemiri.
Saat ini Pertaminta terus-menerus berupaya menggali cadangan gas yang tersimpan di bumi Banggai. Tahun 2003 lalu Pertamina menemukan gas dengan kapasitas 34 MMSCFD (juta kaki kubik per hari) dan 160 BCPD (barrel kondensat per hari) dari hasil pemboran sumur Donggi (DNG #1) di desa Kamiwangi, Kecamatan Toili, Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah.
Sumur yang mulai ditajak tanggal 14 Agustus 2001 dan berhasil diselesaikan pada tanggal 4 September 2001 dengan kedalaman akhir 2502 MBLB (meter bawah lantai bor) diantaranya telah dilakukan uji kandung lapisan (UKL). Interval kedalaman 1705 - 1710 M dan menghasilkan 14 MMSCFGD + 50 BCPD. Sedang interval kedalaman 1620 - 1630 M menghasilkan 20 MMSCFGD + 110 BCPD. Kondensat yang dihasikan dari kedua lapisan tersebut mempunyai derajat API sebesar 54 derajat. Selanjutnya untuk membuktikan potensi cadangan gas di komplek Donggi maupun Blok Matindok Sulawesi Tengah akan dilakukan studi geologi dan geofisika terpadu yang melibatkan ahli eksplorasi, ahli reservoir dan ahli gas.fasilitas
- Fasilitas Bandar Udara Bubung yang dilayani oleh Merpati Air, Batavia Air dengan pesawat Boeing 737-200/300 (Luwuk-Makassar pp), Express Air ( Manado - Luwuk - Palu - Buol pp , Makassar - Luwuk pp)
- Fasilitas Pelabuhan container dan penumpang di Teluk Lalong yang saat ini dilayani oleh pelayaran Mentari (Sby-Lwk), pelayaran Tanto (Sby-Ternate-Gorontalo-Lwk), dan kapal penumpang Pelni
- Fasilitas transportasi darat baik angkutan barang dan penumpang dengan rute Lwk-Palu pp, Lwk-Mks pp dan Lwk-Mdo pp
- Fasilitas komunikasi berupa telepon seluler yang telah dilayani oleh Telkomsel, Indosat dan Telkom Flexy
- Fasilitas Telkomnet Instan , Speedy, Internet yang mulai menjamur, Good for IT penetration
- Fasilitas perbankan yang dilayani oleh Bank Mandiri, BNI, BRI, Danamon, Panin, Bank Sulteng, Bank Mega, Bank Mega Syariah, dan Mandiri Syariah
- Surat Kabar harian Luwuk Pos
- Kompleks Ruko Luwuk Trade Center dan Luwuk Shopping Mall (Sedang dalam pembangunan)
inilah gambar-gambar kota luwuk
LOGO KABUPATEN BANGGAI
TELUK LALONG (tempat hiburan pada malam hari untuk bersantai)
KANTOR BUPATI
PETA LUWUK
Sabtu, 11 Juni 2011
AKREDITAS PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA
Status akreditasi suatu perguruan tinggi merupakan cermin kinerja perguruan tinggi yang bersangkutan dan menggambarkan mutu, efisiensi, serta relevansi suatu program studi yang diselenggarakan.
Saat ini terdapat dua jenis akreditasi yang diberikan oleh pemerintah kepada program studi di perguruan tinggi, yaitu:
1. Status Terdaftar, Diakui, atau Disamakan yang diberikan kepada Perguruan Tinggi Swasta
2. Status Terakreditasi atau Nir-Akreditasi yang diberikan kepada semua perguruan tinggi (Perguruan Tinggi Negeri, Perguruan Tinggi Swasta, dan Perguruan Tinggi Kedinasan).
Karena adanya dua status akreditasi yang sama-sama masih berlaku, saat ini terdapat PTS yang menyandang kedua-duanya untuk program studinya. Hal ini terjadi karena proses pemberian status akreditasi dilakukan melalui dua jalur yang berbeda sesudah terbentuknya Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Sebelumnya, penentuan status didasarkan pada SE Dirjen Dikti No. 470/D/T/1996.
Kemudian pemerintah menetapkan, untuk pelaksanaan akreditasi terhadap suatu PTS/Unit PTS, sepanjang belum pernah dievaluasi (diakreditasi) oleh atau melalui BAN-PT, akan tetap dilakukan berdasarkan peraturan tersebut diatas, tetapi manakala suatu PTS/Unit PTS telah pernah dievaluasi (diakreditasi) oleh atau melalui BAN-PT, maka selanjutnya pelaksanaan akreditasi terhadap PTS yang bersangkutan dilakukan dengan berpedoman pada kriteria atau Borang Akreditasi dari BAN-PT.
Untuk lebih memahami makna kedua jenis status akreditasi tersebut, perlu dilihat pemberian status sebelum adanya BAN-PT serta perbedaannya dengan status akreditasi yang diberikan sesudah adanya BAN-PT.
Sebelum terbentuknya Badan Akreditasi Nasional
Di dalam Pasal 52 Bab XI Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 1989 disebutkan bahwa pemerintah melakukan pengawasan atas penyelenggaraan pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat dalam rangka pembinaan perkembangan satuan pendidikan yang bersangkutan.
Tetapi sampai dengan terbentuknya Badan Akreditasi Perguruan Tinggi (BAN-PT) akreditasi ini hanya dilakukan terhadap Perguruan Tinggi Swasta saja, sehingga akreditasi didefinisikan sebagai suatu pengakuan pemerintah terhadap keberadaan perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh masyarakat.
Penentuan/peningkatan Status Akreditasi PTS ini didasarkan pada SE Dirjen Dikti No. 470/D/T/1996 dengan pemberian status Terdaftar, Diakui, dan Disamakan kepada Program Studi di suatu perguruan tinggi. Status akreditasi tidak diberikan kepada lembaga, tetapi kepada masing-masing program studi yang ada di PTS yang bersangkutan. Dengan demikian, mungkin terjadi suatu PTS memiliki beberapa program studi dengan status akreditasi yang berbeda-beda.
Dalam melakukan penilaian terhadap program studi dilakukan akreditasi secara berkala, yaitu penilaian terhadap prasarana dan sarana, staf pengajar, maupun pengelolaan program pendidikannya.
Perguruan Tinggi Swasta yang menjadi obyek akreditasi ini tidak statis, tetapi senantiasa berada dalam dinamika. Mungkin menjadi lebih baik karena kemajuan-kemajuannya, atau sebaliknya dapat pula menjadi mundur karena kegagalan-kegagalannya. Oleh karena itu, pemerintah memandang perlu menetapkan masa berlaku status akreditasi yang diberikan kepada suatu program studi tertentu.
Masa Berlaku Status Akreditasi Program Studi Perguruan Tinggi Swasta
Status
Masa Berlaku
Terdaftar 5 tahun
Diakui 4 tahun
Disamakan 3 tahun
Sesudah terbentuknya Badan Akreditasi Nasional
Pada bulan Desember 1994 dibentuk BAN-PT untuk membantu pemerintah dalam upaya melakukan tugas dan kewajiban melaksanakan pengawasan mutu dan efisiensi pendidikan tinggi. Pembentukan BAN-PT ini menunjukkan bahwa akreditasi perguruan tinggi di Indonesia pada dasarnya adalah tanggung jawab pemerintah dan berlaku bagi semua perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Hal ini sekaligus menunjukkan niat dan kepedulian pemerintah dalam pembinaan penyelenggaraan perguruan tinggi, melayani kepentingan masyarakat, dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
Saat ini terdapat dua jenis akreditasi yang diberikan oleh pemerintah kepada program studi di perguruan tinggi, yaitu:
1. Status Terdaftar, Diakui, atau Disamakan yang diberikan kepada Perguruan Tinggi Swasta
2. Status Terakreditasi atau Nir-Akreditasi yang diberikan kepada semua perguruan tinggi (Perguruan Tinggi Negeri, Perguruan Tinggi Swasta, dan Perguruan Tinggi Kedinasan).
Karena adanya dua status akreditasi yang sama-sama masih berlaku, saat ini terdapat PTS yang menyandang kedua-duanya untuk program studinya. Hal ini terjadi karena proses pemberian status akreditasi dilakukan melalui dua jalur yang berbeda sesudah terbentuknya Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Sebelumnya, penentuan status didasarkan pada SE Dirjen Dikti No. 470/D/T/1996.
Kemudian pemerintah menetapkan, untuk pelaksanaan akreditasi terhadap suatu PTS/Unit PTS, sepanjang belum pernah dievaluasi (diakreditasi) oleh atau melalui BAN-PT, akan tetap dilakukan berdasarkan peraturan tersebut diatas, tetapi manakala suatu PTS/Unit PTS telah pernah dievaluasi (diakreditasi) oleh atau melalui BAN-PT, maka selanjutnya pelaksanaan akreditasi terhadap PTS yang bersangkutan dilakukan dengan berpedoman pada kriteria atau Borang Akreditasi dari BAN-PT.
Untuk lebih memahami makna kedua jenis status akreditasi tersebut, perlu dilihat pemberian status sebelum adanya BAN-PT serta perbedaannya dengan status akreditasi yang diberikan sesudah adanya BAN-PT.
Sebelum terbentuknya Badan Akreditasi Nasional
Di dalam Pasal 52 Bab XI Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 1989 disebutkan bahwa pemerintah melakukan pengawasan atas penyelenggaraan pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat dalam rangka pembinaan perkembangan satuan pendidikan yang bersangkutan.
Tetapi sampai dengan terbentuknya Badan Akreditasi Perguruan Tinggi (BAN-PT) akreditasi ini hanya dilakukan terhadap Perguruan Tinggi Swasta saja, sehingga akreditasi didefinisikan sebagai suatu pengakuan pemerintah terhadap keberadaan perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh masyarakat.
Penentuan/peningkatan Status Akreditasi PTS ini didasarkan pada SE Dirjen Dikti No. 470/D/T/1996 dengan pemberian status Terdaftar, Diakui, dan Disamakan kepada Program Studi di suatu perguruan tinggi. Status akreditasi tidak diberikan kepada lembaga, tetapi kepada masing-masing program studi yang ada di PTS yang bersangkutan. Dengan demikian, mungkin terjadi suatu PTS memiliki beberapa program studi dengan status akreditasi yang berbeda-beda.
Dalam melakukan penilaian terhadap program studi dilakukan akreditasi secara berkala, yaitu penilaian terhadap prasarana dan sarana, staf pengajar, maupun pengelolaan program pendidikannya.
Perguruan Tinggi Swasta yang menjadi obyek akreditasi ini tidak statis, tetapi senantiasa berada dalam dinamika. Mungkin menjadi lebih baik karena kemajuan-kemajuannya, atau sebaliknya dapat pula menjadi mundur karena kegagalan-kegagalannya. Oleh karena itu, pemerintah memandang perlu menetapkan masa berlaku status akreditasi yang diberikan kepada suatu program studi tertentu.
Masa Berlaku Status Akreditasi Program Studi Perguruan Tinggi Swasta
Status
Masa Berlaku
Terdaftar 5 tahun
Diakui 4 tahun
Disamakan 3 tahun
Sesudah terbentuknya Badan Akreditasi Nasional
Pada bulan Desember 1994 dibentuk BAN-PT untuk membantu pemerintah dalam upaya melakukan tugas dan kewajiban melaksanakan pengawasan mutu dan efisiensi pendidikan tinggi. Pembentukan BAN-PT ini menunjukkan bahwa akreditasi perguruan tinggi di Indonesia pada dasarnya adalah tanggung jawab pemerintah dan berlaku bagi semua perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Hal ini sekaligus menunjukkan niat dan kepedulian pemerintah dalam pembinaan penyelenggaraan perguruan tinggi, melayani kepentingan masyarakat, dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
Jumat, 10 Juni 2011
MAHASISWA
Mahasiswa adalah sosok individu biasa yang dipandang sedikit luar biasa dalam tatanan sosial masyarakat Indonesia. Pandangan ini muncul sebagai akibat dari stabilitas politik yang relatif labil dan law reinforcement yang lemah. Pada gilirannya, mahasiswa sebagai anggota komunitas intelek yang kritis dan peka diharapkan mampu menyuarakan suara rakyat kecil yang selalu menjadi pihak pecundang dalam berbagai permasalahan.
Tidak semua mahasiswa (mau) menyadari hal ini, menyadari bahwa mahasiswa mempunyai kapabilitas untuk membuat perubahan, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk lingkungannya. Kemampuan yang nilainya mahal dan strategis, teruji dan disegani, yang apabila diaplikasikan dengan niatan ikhlas dan luhur akan mampu memberikan ukiran senyum kebahagian di wajah orang tua, adik, kakak, dan teman kita yang senantiasa terzhalimi oleh pola kehidupan yang semakin tampak kerimbaannya.
Tidak semua mahasiswa (mau) menyadari hal ini, menyadari bahwa mahasiswa mempunyai kapabilitas untuk membuat perubahan, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk lingkungannya. Kemampuan yang nilainya mahal dan strategis, teruji dan disegani, yang apabila diaplikasikan dengan niatan ikhlas dan luhur akan mampu memberikan ukiran senyum kebahagian di wajah orang tua, adik, kakak, dan teman kita yang senantiasa terzhalimi oleh pola kehidupan yang semakin tampak kerimbaannya.
Langganan:
Postingan (Atom)